KoranTerkini.com – Sebuah laporan terbaru dari American Psychological Association (APA) mengungkapkan bahwa terapi daring kini terbukti seefektif sesi tatap muka, menjadikannya solusi yang relevan bagi generasi muda yang terbiasa dengan pendekatan berbasis teknologi. Dalam era digital ini, terapi daring membuka peluang besar bagi Gen Z yang mencari solusi kesehatan mental yang mudah diakses dan sesuai dengan gaya hidup mereka.
Selain kemajuan teknologi, reformasi sistem perawatan kesehatan mental juga mendesak. Salah satu tantangan utama dalam sistem yang ada adalah ketergantungan pada model medis tradisional, yang mengharuskan pasien untuk melalui proses diagnosis sebelum menerima perawatan. Menanggapi hal ini, Alex Briscoe dari California Children’s Trust menyarankan perlunya fleksibilitas lebih dalam sistem tersebut, dengan menghilangkan persyaratan diagnosis. Hal ini diharapkan dapat mempercepat akses ke perawatan, sekaligus mengurangi stigma yang sering kali menyertai proses klinis yang panjang.
Tak hanya itu, keberagaman dalam tenaga kesehatan mental juga menjadi sorotan penting. Saat ini, banyak tenaga profesional berasal dari latar belakang yang homogen, sehingga menciptakan kesenjangan pengalaman antara terapis dan pasien. Data dari HRSA menunjukkan bahwa pasien merasa lebih nyaman dan terhubung secara emosional ketika terapis mereka memiliki kesamaan latar belakang sosial atau budaya. Bagi Gen Z, hubungan yang dalam dan pengalaman hidup yang serupa dengan terapis sangat bernilai dalam proses terapi.
Dengan dukungan kebijakan reformasi yang didorong pemerintah serta perkembangan teknologi, ada harapan baru bagi generasi muda dalam menghadapi krisis kesehatan mental ini. Meski demikian, diperlukan upaya berkelanjutan untuk menciptakan sistem perawatan yang inklusif, terjangkau, dan mudah diakses oleh semua kalangan.