KoranTerkini.com – Cina baru-baru ini mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat, menegaskan bahwa negara adidaya tersebut tidak memiliki hak untuk campur tangan dalam perselisihan maritim yang sedang berlangsung antara Cina dan Filipina di Laut Cina Selatan. Peringatan ini muncul setelah insiden tabrakan antara kapal penjaga pantai Cina dan Filipina di perairan yang disengketakan dekat Sabina Shoal, sekitar 140 km sebelah barat Pulau Palawan, Filipina.
Dalam beberapa tahun terakhir, Laut Cina Selatan telah menjadi arena konflik yang memanas, dengan Cina mengklaim hampir seluruh wilayah tersebut, meskipun klaim ini telah ditolak oleh arbitrase internasional. Tindakan-tindakan ini telah menyebabkan ketegangan yang berulang antara negara-negara yang berbatasan dengan perairan tersebut, terutama Filipina yang menjadi salah satu pihak yang paling vokal menentang klaim Cina.
Menanggapi insiden tabrakan kapal baru-baru ini, Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan yang mengecam tindakan Cina, menyebutnya sebagai “tindakan berbahaya” yang mengancam operasi maritim Filipina yang sah. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, dalam pernyataannya mengatakan bahwa tindakan Cina adalah bagian dari upaya mereka yang “menggunakan tindakan-tindakan berbahaya dan eskalatif untuk menegakkan klaim maritim yang melanggar hukum di Laut Cina Selatan.”
Namun, Cina dengan tegas membantah tuduhan ini. Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, menyatakan bahwa tindakan Beijing sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional dan bertujuan untuk melindungi kedaulatan teritorial dan hak maritimnya. Mao juga menekankan bahwa AS bukanlah pihak yang berkepentingan dalam sengketa ini dan karenanya tidak memiliki hak untuk campur tangan.
“AS harus berhenti memprovokasi konfrontasi di Laut Cina Selatan, tidak mengganggu stabilitas regional, dan tidak meningkatkan ketegangan,” tegas Mao dalam pernyataan yang dikeluarkan melalui situs resmi Kementerian Luar Negeri Cina.
Perselisihan ini menunjukkan semakin tegangnya hubungan antara AS dan Cina, terutama terkait dengan isu-isu maritim di kawasan Indo-Pasifik. Dengan situasi yang terus berkembang, komunitas internasional mengamati dengan cermat bagaimana dua kekuatan besar ini akan menangani perbedaan mereka di Laut Cina Selatan.